Ngomong-ngomong
soal masa lalu, setelah tahun ini dekat ke akhir dan akan masuk ke tahun yang
baru. Saya jadi flashback kejadian-kejadian yang saya alami di tahun 2016 ini.
Tahun ini sedikit agak menyenangkan sekaligus suram untuk saya, yah, ada
pepatah yang bilang kalau kita gak akan mengerti bagaimana rasanya bahagia kalau
kita belum pernah merasakan bagaimana rasanya merana, haha, intinya begitulah,
tapi memang tahun ini penuh kejutan, banyak pelajaran yang saya ambil sebagai bahan
introspeksi diri untuk jadi manusia yang lebih baik lagi, dan banyak sekali
kenangan yang kadang membuat saya ingin kembali kemasa-masa itu. Saat-saat saya
merasa bahagia karena bisa mengalami kejadian yang gak pernah terlintas di
pikiran saya, sampai-sampai saya ingin membangunkan diri saya sambil bergumam
dalam hati “apakah ini mimpi?” tapi ternyata memang benar-benar kenyataan.
Salah satunya adalah saat saya mengikuti ajang yang sebenarnya kurang saya
sukai karena... yahh ada banyak faktor yang membuat saya kurang menyukai ajang
tersebut, dan saat saya memutuskan untuk mengikutinya pun merupakan keputusan
yang cukup berat untuk saya, tapi gak ada sesuatu yang terjadi tanpa alasan,
bukan? Yaahh, kalau ditanya soal alasan, saya punya berlembar-lembar alasan
untuk dijelaskan di depan orang-orang, apa itu semua bohong? Hmm.. gak
sepenuhnya sih, tapi ada satu alasan sebenarnya yang gak pernah saya seritain
sama siapapun. Haha sebenarnya ini rahasia yang agak memalukan, dan pada
akhirnya saya akan membongkarnya disini.. benar-benar sia-sia. :v saya berharap
orang-orang yang membaca postingan saya bukanlah orang yang saya kenal. Semoga
saja.
Well,
jadi alasan saya sesungguhnya adalah.... karena saya menyukai seseorang yang
ada di ajang tersebut, dan dia adalah orang yang menganjurkan saya (bahkan
memaksa) untuk ikut ajang itu. Saya gak kenal dekat dengan orang itu, saya
hanya tau tentang dia karena dia adalah orang yang cukup populer di kampus.
Sampai pada suatu sore dia mendatangi saya, memulai obrolan, lalu mengajak saya
bergabung, awalnya saya gak pernah menanggapi secara serius tentang
ajakan-ajakan itu, malahan saya menolak untuk ikut, tapi hari-hari setelahnya
dia tetap mendatangi saya, dan saya malah menikmati paksaan itu. Haha
Saya
senang sekali ketika orang itu datang menghampiri saya dan membicarakan hal
itu, saya senang dengan cara dia bicara, dan memaksa, saya senang bagaimana dia
tersenyum dan mencoba menggoda saya dengan leluconnya, rasanya saya ingin hal
itu terjadi terus setiap hari, ini menjadi seperti sebuah kebutuhan, dan saya
akan merasa kehilangan ketika saya gak melihat dia. Well, ini jadi sebuah
kegilaan.
Hari
demi hari berlalu, hingga tibalah hari dimana saya semakin tertarik kedalam medan
magnetnya yang membuat saya gak
berpikiran sehat, karena pada hari itu akhirnya saya terpengaruh oleh bujuk
rayunya, dan saya setuju untuk bergabung. Itu sebuah kebodohan yang memalukan
sekali untuk seorang “saya” yang berhati batu.
Separuh
diri saya bahagia sekali dan mensyukuri keputusan yang telah saya ambil, yahh
walaupun separuh diri saya lagi menyesal. Seenggaknya itu adalah pengalaman
baru yang gak akan bisa saya beli dimanapun. Sebuah kesempatan langka yang
mungkin gak akan saya dapatkan untuk kedua kalinya.
Rasanya
ingin berterimakasih pada semua kesempatan yang Tuhan berikan, dan
kejadian-kejadian yang gak akan pernah
saya lupakan. Walaupun pada akhirnya saya gak mendapat apa-apa, tapi saya
berharap tahun depan akan jadi tahun yang lebih baik, dan saya juga bisa
mendapatkan semua yang saya belum capai di tahun ini.
Sebenarnya
masih banyak cerita-cerita yang terjadi di tahun 2016 ini, ada banyak
orang-orang yang datang dan pergi yang gak bisa saya tuliskan satu persatu,
tapi yang paling membekas di tahun ini ya cuma acara itu dan ORANG itu... saya
gak akan menulis namanya disini, bahkan inisialnya sekalipun gak akan saya
tulis. Hahaa.. Ini kan RAHASIA, ingat? Jadi jaga rahasia saya ya. ;)
DEE